Thursday, May 13, 2010

Uji Tanah

Uji soil dilakukan dalam berbagi macam bangunan di maksudkan untuk mengetahui kemmpuan dan daya tahan tanah tersebut. Dalam pengujian soil ada beberapa hal yang dilakukan diantaranya pengujian porositas dan permeabilitas. Selain itu dilakukan juga analisa ukuran butir.
Salah satu uji soil yang dilakukan yaitu : uji kepadatan.
Hasil uji dapat digunakan untuk menentukan berat isi material di lapangan yang dipadatkan pada konstruksi timbunan tanah, urugan jalan dan urugan bangunan. Untuk mengontrol konstruksi, metode ini dapat dipakai
sebagai dasar untuk menilai material yang telah dipadatkan untuk mencapai berat isi tertentu atau prosentase berat isi maksimum yang telah ditentukan oleh cara uji di laboratorium.
Cara uji
dalam metode ini mencakup dua prosedur yaitu prosedur A (berat isi total material) dan procedure B (berat isi farksi control dan fraksi yang berbutir lebih besar). Peralatan timbangan dengan kapasitas dan bacaan yang sesuai dengan berat dan prosedur teknik untuk dimensi sumur uji dalam rentang volume 0,08 sampai 2,83 m 3, oven pengering, saringan no.4 dan saringan 75 mm dan lain-lain. Cara uji prosedur A digunakan untuk menentukan berat isi total material, dan juga untuk menentukan prosentase pemadatan atau kepadatan relative jika ukuran butir maksimum pad contoh uji tidak melebihiukuran butir maksimum yang diijinkan untuk kepadatan di laboratorium sesuai SNI 03-1742-1989. ProsedurB dipakai jika perlu menentukan prosentase pemadatan atau kepadatan relative material di lapangan yangmengandung butir-butir lebih besar dari ukuran butir maksimum yang diijinkan untuk uji pemadatan laboratorium SNI 03-1742-1989. dalam hal tersebut, material dianggap terdiri dari 2 farksi atau bagian yang secara fisik dibagi menjadi fraksi control dan fraksi ukuran yang lebih besar dari ukuran ayakan yang telah
ditentukan. Penggalian sumur uji, dengan memakai peralatan seperti skop, pahat, pisau, jeruji dan lain-lain, gali bagian
tengah sumur uji. Pemakaian peralatan berat seperti backhoe, atau kerekan mekanik atau hidraulik dapat
digunakan untuk membuang butir-butir besar.
Masalah konsolidasi pada tanah lempung dalam rekayasa geoteknik merupakan hal yang sangat penting, selama ini analisis yang sering dipakai menggunakan teori konsolidasi 1-D dari Terzaghi (1924), di asumsikan deformasi dan pengaliran excess pore water pressure hanya arah vertikal saja, dan hubungan tegangan—regangan tidak tergantung waktu. Biot (1941) memperluas teori konsolidasi Terzaghi dengan memperumum proses pengaliran excess pore water pressure dan regangan yang terjadi keruang 3-D (Nulty Dimensional Case), hubungan tegangan-regangan, dan excess Pore Water Pressure tergantung waktu (fungsi transient), yang didalam solusinya melibatkan proses peng " couple "an dari hubungan tegangan-regangan - deformasi dan pengaliran melalui media porous. Pada penelitian ini dipelajari hubungan tegangan - regangan - waktu dari konsolidasi Biot, dengan analisis elemen hingga , yang telah diimplementasikan pada program aplikasi PLAXIS, direview kembali teori dasar pemodelan tanah dan konsolidasi. Selanjutnya dengan Program aplikasi tersebut disimulasikan pelaksanaan Pembangunan Dam Sei Rempang dipulau Batam yang dalam pelaksanaannya menggunakan Vertikal drain, dengan sistim monitoring terdiri dari Settlement plate, Pneumatic Piezometer dan Inclinometer. Pada studi ini dilakukan verifikasi vertikal drain yang terpasang dilapangan dari kondisi setempat-setempat kekondisi plane strain, dianalisis excess pore water pressure, penurunan veriikal, horizontal displacement, tegangan, regangan terhadap waktu, dan tegangan-regangan, dengan menggunakan model Soft soil (Cap), dibandingkan dengan perhitungan analitis, dan kuantitatif yang terukur dilapangan. Hasil studi menunjukan bahwa : adanya kesesuaian dari respons program Plaxis, terhadap kuantitatif yang terukur dilapangan dan perhitungan analitis, diperoleh : excess pore water pressure yang dibangkitkan pada respons Plaxis hari ke-215, 24,725 kPa, lapangan 24,53 kPa dan analitis 3204 kPa, dengan derajat konsolidasi rata-rata yang dicapai sampai hari ke—320, Plaxis 88,95 %, lapangan 88,08 % dan analitis 90,00 %. Deformasi vertikal respons Plaxis 0.835 m, lapangan 0.80 m dan analitis 0.786 m, horizontal displacement respons Plaids 0.179 m, lapangan 0.30 m. Berdasarkan keadaan tersebut, maka untuk selanjutnya pada pekerjaan yang sejenis bisa digunakan Model Soft-soil.

Eksplorasi


 Teori Ringkas

Evaluasi Formasi adalah suatu proses evaluasi ciri – ciri batuan dibawah permukaan dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur (Harsono, 1994). Pengukuran pada lubang sumur ini dapat digolongkan secara garis besar dalam 4 kategori yaitu :
*      Log Operasi pemboran : Terdiri dari berbagai log pengukuran pada operasi pemboran seperti Log Lumpur (Mud Log),MWD, LWD.
*      Analisa inti
*      Log sumur dengan kabel, antara lain mencakup : Electrik, akustik, radioaktif, serta electromagnetik.
*      Uji Produksi Lapisan.
Pada saat pengeboran berlangsung, lumpur yang akan digunakan menginvasi lapisan – lapisan yang permeable. Invasi ini terjadi setelah mudcake terbentuk pada lubang sumur. Invasi ini akan membentuk beberapa zona – zona
a. Invaded zone atau Flushed Zone : adalah zona yang terkontaminasi dimana zonasi lumpur masuk kelapisan – lapisan permaeble formasi bahwa permukaan. Termasuk
dalam hal ini Transition zone.
b. Uninvaded zone : merupakan zona yang tidak terkontaminasi dimana lumpur pengeboran tidak mencapai zona ini sehingga resistivitas yang terbentuk dizona ini adalah resistivitas hidrokarbon sebenarnya (Rt).
Perhitungan saturasi air (Sw) pada zona yang tak terkontaminasi (Univaded zone) dapat dilakukan jika faktor formasi (F), resistivas sebenarnya (Rt) dan resistivas air formasi (Rw) telah didapatkan. Berdasarkan Harsono, 1994 bahwa resistivas sebenarnya adalah resistivas batuan yang mengandung hidrokarbon dan air formasi didaerah yang tidak terkontaminasi (Univaded zone) merupakan resistivas oleh air Φyang berada dalam formasi. Foktor formasi adalah sebuah fungsi porositas(Φ), faktor sementasi /tortuosity (m) dan koofisien (a) yang tergantung pada litologi. Berdasarkan pengamatan laboratorium, hal ini telah menunjukan bahwa hubungan formasi pasir bersih, dan faktor formasi dapat dijelaskan deΦngan rumus :
                     F=a/Φm
Untuk batupasir yang tidak terkonsolidasi, Humble equation digunakan oleh para log analisis untuk menghitung faktor formasi (Harsono, 1994). Dalam hal ini juga faktor formasi yang digunakan dalam menghitung Clean sand formation pada Gabus Atas adalah F= 0.81/Φ2. Untuk ShΦaly sand formation, dihitung F= 1.65/Φ1.33 (Setelah Carothers, 1958 dalam Asquith dan Gibson, 1982).
Biasanya, nilai resistivitas air formasi disebabkan oleh perubahan temperature formasi kedalaman. Nilai tersebut akan meningkat dengan adanya peningkatan salinitas air permukaan atau temperature. Peningkatan temperatur pada lubang sumur ditentukan dari data kepala well log untuk menghitung peningkatanresistivas resistivas lumpur (Rm), resistivas mudcake (Rmc), dan resistivas filtrasi lumpur (Rmf).
Setelah menentukan Rt, Rw, dan F, maka saturasi air (Sw) untuk Clean sand formation dapat dihitung dengan menggunakan rumusan perhitungan sebagai berikut :
Sw = (F x Rw/Rt)1/n............................(Rumusan Archie)
Rumusan yang digunakan dalam menghitung saturasi air pada zona yang terkontaminasi (Flushed zone) adalah
Sxo = (Fx Rmf/Rxo)1/n………………..(Harsono, 1994)
WIRELINE LOGGING
Log merupakan suatu grafik kedalaman (bias juga waktu), dari satu set data yang menunjukan parameter yang diukur secara berkesinambungan didalam sebuah sumur, sedangkan Wireline well logging merupakan pekerjaan merekaan/mencatat data keadaan didalam tanah untuk setiap kedalaman mulai dari permukaan tanah hingga kedalam sumur (Sumantri,1988). Wireline well logging secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu ;
  1. Perekaman data dilakukan pada waktu pemboran sumur.
  2. Perekaman data dilakukan setelah penyelesaian sumur (didalam periode Produksi).
Table 2 : perbedaan jenis perekaman data pada Open Hole Logging dan Cased Hole Logging (Sumantri, 1988).

WIRELINE WELL LOG
NO
SUMUR PEMBORAN (OPEN HOLE LOGGING)
SUMUR PRODUKSI (CASED HOLE LOGGING)
1
Data serbuk bor dapat diketahui secara langsung
Data serbuk bor selama produksi dapat dilaksanakan
2
Dapat mengetahui indikasi hydrocarbon dalam lumpur
Tidak dapat mengetahui indikasi hydrokarbon dalam lumpur
3
Dapat merekam data – data Penetration rate, WOB, RPM.
Tidak dapat menentukan data –data Penetration rate, WOB, RPM.
4
Dapat menentukan sifat formasi menggunakan alat pengukur (Sonde) yang diturunkan kedalam sumur menggunakan kabel.   
Dapat merekam sifat formasi menggunakan alat pengukur (Sonde) yang diturunkan kedalam sumur menggunakan kabel.

 
  1. Jenis-Jenis Wireline Log
A.1  Log Gamma Ray
Gamma ray adalah prinsip dasar dari perekaman radioaktivitas atau tingkat radiasi alami dari suatu lapisn bumi. Radioaktivitas gamma ray berasal dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu: Uranium –U, Thorium –Th, dan Postasium –K yang secara kontinyu memancarkan GR dalam bentuk pulsa – pulsa energi radiasi tinggi. Harga defleksi log gamma-ray terekam dalam satuan API unit.
A.2  Log Neutron
      Pada hakikatnya Log neutron digunakan untuk mengetahui banyaknya kandung atom hidrogen yang terdapat dalam batuan. Prinsip kerja alat ini adalah pada aktivitas nuklir, pada pemancaran partikel - partikel neutron secara cepat dari suatu sumber radioaktif yang akan menumbuk kandungan hidrogen dalam batuan.
A.3  Log Densitas
      Log densitas kurva yang menunjukan besarnya densitas dari batuan yang ditembus lubang bor. Dalam log densitas, kurva dinyatakan dalam gram/cc, yang merupakan besaran bulk density batuan. Porositas batuan dapat dihitung bila density matrik (pma) diketahui. Setiap jenis batuan mempunyai harga density matrik berbeda - beda, seperti; batupasir =2,56 gr/cc; batugamping =2,71 gr/cc; batugamping = 2.68 gr/cc; shale atau clay = 2,2 – 2,65 gr/cc. Harga bulk density akan kecil pada batuan yang mengandung gas, dan rendahnya harga densitas dari formasi akan menaikan harga porositas dari log densitas.
A.4  Log Resistivity
      Prinsip kerja dari dari alat ini adalah mengukur kemampuan formasi untuk menghantarkan arus listrik, semakin besar arus listrik yang dapat dialirkan, resistivity batuan semakin kecil dan sebaliknya. Daya hantar listrik merupakan fungsi dari batuan dan jenis fluida yang mengisi ruang pori batuan, maka log resistivity sangat membantu dalam menentukan jenis fluida dalam batuan. Untuk lapisan yang mengandung minyak, gas atau air tawar akan mempunyai tahanan jenis lebih besar dibanding air asin.
A.5  Log Induksi (R-ILD)
      Prinsip kerja dari log adalah menggunakan sistem yang disebut induksi elektromagnetik. Bila arus yang keluar dari kumparan pemancar dibuat konstan, maka besarnya arus yang akan diterima oleh kumparan penerima berbanding langsung dengan konduktivitas batuan yang dilaluinya, sehingga data yang terukur adalah kemampuan batuan untuk menghantarkan arus listrik.
A.6  Log Akustik (Sonic Log)
 Sonic log merupakan log akustik dengan prinsip kerja mengukur waktu tempuh gelombang bunyi dapa suatu jarak tertentu di dalam lapisan batuan. Satuan dari sonic log adalah mikro second per food yang merupakan hasil dari kecepatan gelombang bunyi yang mencapai receiver di dalam formasi.
Tujuan dari penggunaan log sonic adalah untuk mengetahui kerapatan dan porositas batuan. Pada batuaan yang porous, kerapatanya lebih kecil sehingga kurva log sonic akan mempunyai harga yang besar seperti pada serpih organik atau lignit, dan sebaliknya. Log sonic juga berguna sebagai pengikat antara data seismik dengan data sumur.
  1. Interpretasi Log Rinci
B.1   Perhitungan Temperatur Formasi
Dalam perhitungan temperatur formasi (Tf) adalah sangat penting dalam analisa log karena resistivitas pengeboran Lumpur (Rm), Filtrasi Lumpur (Rmf), dan resistivitas mudcake (Rmc) bergantung atas variasi temperatur. Temperatur formasi dapat ditentukan dengan mengetahui beberapa unsur antara lain.
  1. Kedalaman Formasi
  2. Bottom Hole Temperature (BTH)
  3. Total kedalaman sumur (TD)
  4. Temperatur permukaan
Disamping menentukan temperatur formasi dengan metode perhitung ini,kenaikan temperatur atau gradient geothermal juga dapat ditentukan dengan menggunakan kurva linier temperatur formasi diagram koreksi temperatur Horner.
B.2.  Interpretasi Log Gamma Ray
            Dalamtinjauan perhitungan Interpretasi log Gamma ray pada evaluasi formasi ini ditentukan dengan tiga parameter sebagai berikut :
  1. Interpretasi litologi.
  2. Koreksi Gamma ray unyuk Ukuran Lubang sumur dan berat Lumpur.
  3. Perhitungan Vshale.
B.2.1.  Interpretasi Litologi
            Untuk mendapapkan hasil yang akurat, Log Gamma ray harus dikombinasikan dengan data lainnya seperti Log spontaneous dan Log resistivitas. Dalam perekaman data Gamma ray, lapisan batupasir akan ditunjukkan oleh relatif API rendah sedangkan lapisan Serpih akan ditunjukan dengan API tinggi. Oleh  karena Gamma ray selalu lebih besar sengan penunjukan grafik ke kanan, maka grafik kurva yang menunjukan ke kanan ini mengartikan penyerpihan daripada kurva yang ke kiri.
B.2.2   Koreksi Gamma ray untuk lubang bor dan berat lumpur.
            Untuk koreksi Gamma ray untuk lubang bor dan berat Lumpur dapat digunakan dengan melihat analisa awal kepala Log yang digunakan. Data ini kemudian diinterpretasi dengan menggunakan Grafik ’Schlumberger Log Interpretation ’(Sclhumberger, 1991) untuk koreksi Gamma ray terhadap lubang bor dam berat Lumpur.
Faktor koreksi dapat dihitung dengan parameter penentuan t, g/cm2. Parameter ini bertujuan untuk mendapatkan harga faktor koreksi untuk Gamma ray. Perhitungan ini berdasarkan rumusan sebagai berikut :
            T =Wmud         (2.54(d hole) 2.54(d sonde))……………..Sclhumberger, 1991
Setelah itu perameter t, g/cm diplod pada Grafik sclhumberger, 1991 untuk mencari factor koreksi Gamma ray. Dari grafik ini kemudian dapat diketahui factor koreksi pada pembacaan Log Gamma ray. Untuk mendapatkan Gamma ray terkoreksi, dapat menghitung dengan mengalikan factor koreksi dengan Pembacaan Log Gamma ray.
B.2.3.  Perhitungan Vshale
Dalam hal perhitungan Vshale, jenis dan serpih kandungan radioaktifnya harus konstan dalam susunan stratigrafi. Sebelum perhitungan terlebih dahulu mesti dilakukan perhitungan Indeks Gamma ray sebagai berikut :
                            IGR = GRlog – GR min
                                      GRMaks –GRMin               
             
  
.



 


























  

Eksplorasi


 Teori Ringkas

Evaluasi Formasi adalah suatu proses evaluasi ciri – ciri batuan dibawah permukaan dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur (Harsono, 1994). Pengukuran pada lubang sumur ini dapat digolongkan secara garis besar dalam 4 kategori yaitu :
*      Log Operasi pemboran : Terdiri dari berbagai log pengukuran pada operasi pemboran seperti Log Lumpur (Mud Log),MWD, LWD.
*      Analisa inti
*      Log sumur dengan kabel, antara lain mencakup : Electrik, akustik, radioaktif, serta electromagnetik.
*      Uji Produksi Lapisan.
Pada saat pengeboran berlangsung, lumpur yang akan digunakan menginvasi lapisan – lapisan yang permeable. Invasi ini terjadi setelah mudcake terbentuk pada lubang sumur. Invasi ini akan membentuk beberapa zona – zona
a. Invaded zone atau Flushed Zone : adalah zona yang terkontaminasi dimana zonasi lumpur masuk kelapisan – lapisan permaeble formasi bahwa permukaan. Termasuk
dalam hal ini Transition zone.
b. Uninvaded zone : merupakan zona yang tidak terkontaminasi dimana lumpur pengeboran tidak mencapai zona ini sehingga resistivitas yang terbentuk dizona ini adalah resistivitas hidrokarbon sebenarnya (Rt).
Perhitungan saturasi air (Sw) pada zona yang tak terkontaminasi (Univaded zone) dapat dilakukan jika faktor formasi (F), resistivas sebenarnya (Rt) dan resistivas air formasi (Rw) telah didapatkan. Berdasarkan Harsono, 1994 bahwa resistivas sebenarnya adalah resistivas batuan yang mengandung hidrokarbon dan air formasi didaerah yang tidak terkontaminasi (Univaded zone) merupakan resistivas oleh air Φyang berada dalam formasi. Foktor formasi adalah sebuah fungsi porositas(Φ), faktor sementasi /tortuosity (m) dan koofisien (a) yang tergantung pada litologi. Berdasarkan pengamatan laboratorium, hal ini telah menunjukan bahwa hubungan formasi pasir bersih, dan faktor formasi dapat dijelaskan deΦngan rumus :
                     F=a/Φm
Untuk batupasir yang tidak terkonsolidasi, Humble equation digunakan oleh para log analisis untuk menghitung faktor formasi (Harsono, 1994). Dalam hal ini juga faktor formasi yang digunakan dalam menghitung Clean sand formation pada Gabus Atas adalah F= 0.81/Φ2. Untuk ShΦaly sand formation, dihitung F= 1.65/Φ1.33 (Setelah Carothers, 1958 dalam Asquith dan Gibson, 1982).
Biasanya, nilai resistivitas air formasi disebabkan oleh perubahan temperature formasi kedalaman. Nilai tersebut akan meningkat dengan adanya peningkatan salinitas air permukaan atau temperature. Peningkatan temperatur pada lubang sumur ditentukan dari data kepala well log untuk menghitung peningkatanresistivas resistivas lumpur (Rm), resistivas mudcake (Rmc), dan resistivas filtrasi lumpur (Rmf).
Setelah menentukan Rt, Rw, dan F, maka saturasi air (Sw) untuk Clean sand formation dapat dihitung dengan menggunakan rumusan perhitungan sebagai berikut :
Sw = (F x Rw/Rt)1/n............................(Rumusan Archie)
Rumusan yang digunakan dalam menghitung saturasi air pada zona yang terkontaminasi (Flushed zone) adalah
Sxo = (Fx Rmf/Rxo)1/n………………..(Harsono, 1994)
WIRELINE LOGGING
Log merupakan suatu grafik kedalaman (bias juga waktu), dari satu set data yang menunjukan parameter yang diukur secara berkesinambungan didalam sebuah sumur, sedangkan Wireline well logging merupakan pekerjaan merekaan/mencatat data keadaan didalam tanah untuk setiap kedalaman mulai dari permukaan tanah hingga kedalam sumur (Sumantri,1988). Wireline well logging secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu ;
  1. Perekaman data dilakukan pada waktu pemboran sumur.
  2. Perekaman data dilakukan setelah penyelesaian sumur (didalam periode Produksi).
Table 2 : perbedaan jenis perekaman data pada Open Hole Logging dan Cased Hole Logging (Sumantri, 1988).

WIRELINE WELL LOG
NO
SUMUR PEMBORAN (OPEN HOLE LOGGING)
SUMUR PRODUKSI (CASED HOLE LOGGING)
1
Data serbuk bor dapat diketahui secara langsung
Data serbuk bor selama produksi dapat dilaksanakan
2
Dapat mengetahui indikasi hydrocarbon dalam lumpur
Tidak dapat mengetahui indikasi hydrokarbon dalam lumpur
3
Dapat merekam data – data Penetration rate, WOB, RPM.
Tidak dapat menentukan data –data Penetration rate, WOB, RPM.
4
Dapat menentukan sifat formasi menggunakan alat pengukur (Sonde) yang diturunkan kedalam sumur menggunakan kabel.   
Dapat merekam sifat formasi menggunakan alat pengukur (Sonde) yang diturunkan kedalam sumur menggunakan kabel.

 
  1. Jenis-Jenis Wireline Log
A.1  Log Gamma Ray
Gamma ray adalah prinsip dasar dari perekaman radioaktivitas atau tingkat radiasi alami dari suatu lapisn bumi. Radioaktivitas gamma ray berasal dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu: Uranium –U, Thorium –Th, dan Postasium –K yang secara kontinyu memancarkan GR dalam bentuk pulsa – pulsa energi radiasi tinggi. Harga defleksi log gamma-ray terekam dalam satuan API unit.
A.2  Log Neutron
      Pada hakikatnya Log neutron digunakan untuk mengetahui banyaknya kandung atom hidrogen yang terdapat dalam batuan. Prinsip kerja alat ini adalah pada aktivitas nuklir, pada pemancaran partikel - partikel neutron secara cepat dari suatu sumber radioaktif yang akan menumbuk kandungan hidrogen dalam batuan.
A.3  Log Densitas
      Log densitas kurva yang menunjukan besarnya densitas dari batuan yang ditembus lubang bor. Dalam log densitas, kurva dinyatakan dalam gram/cc, yang merupakan besaran bulk density batuan. Porositas batuan dapat dihitung bila density matrik (pma) diketahui. Setiap jenis batuan mempunyai harga density matrik berbeda - beda, seperti; batupasir =2,56 gr/cc; batugamping =2,71 gr/cc; batugamping = 2.68 gr/cc; shale atau clay = 2,2 – 2,65 gr/cc. Harga bulk density akan kecil pada batuan yang mengandung gas, dan rendahnya harga densitas dari formasi akan menaikan harga porositas dari log densitas.
A.4  Log Resistivity
      Prinsip kerja dari dari alat ini adalah mengukur kemampuan formasi untuk menghantarkan arus listrik, semakin besar arus listrik yang dapat dialirkan, resistivity batuan semakin kecil dan sebaliknya. Daya hantar listrik merupakan fungsi dari batuan dan jenis fluida yang mengisi ruang pori batuan, maka log resistivity sangat membantu dalam menentukan jenis fluida dalam batuan. Untuk lapisan yang mengandung minyak, gas atau air tawar akan mempunyai tahanan jenis lebih besar dibanding air asin.
A.5  Log Induksi (R-ILD)
      Prinsip kerja dari log adalah menggunakan sistem yang disebut induksi elektromagnetik. Bila arus yang keluar dari kumparan pemancar dibuat konstan, maka besarnya arus yang akan diterima oleh kumparan penerima berbanding langsung dengan konduktivitas batuan yang dilaluinya, sehingga data yang terukur adalah kemampuan batuan untuk menghantarkan arus listrik.
A.6  Log Akustik (Sonic Log)
 Sonic log merupakan log akustik dengan prinsip kerja mengukur waktu tempuh gelombang bunyi dapa suatu jarak tertentu di dalam lapisan batuan. Satuan dari sonic log adalah mikro second per food yang merupakan hasil dari kecepatan gelombang bunyi yang mencapai receiver di dalam formasi.
Tujuan dari penggunaan log sonic adalah untuk mengetahui kerapatan dan porositas batuan. Pada batuaan yang porous, kerapatanya lebih kecil sehingga kurva log sonic akan mempunyai harga yang besar seperti pada serpih organik atau lignit, dan sebaliknya. Log sonic juga berguna sebagai pengikat antara data seismik dengan data sumur.
  1. Interpretasi Log Rinci
B.1   Perhitungan Temperatur Formasi
Dalam perhitungan temperatur formasi (Tf) adalah sangat penting dalam analisa log karena resistivitas pengeboran Lumpur (Rm), Filtrasi Lumpur (Rmf), dan resistivitas mudcake (Rmc) bergantung atas variasi temperatur. Temperatur formasi dapat ditentukan dengan mengetahui beberapa unsur antara lain.
  1. Kedalaman Formasi
  2. Bottom Hole Temperature (BTH)
  3. Total kedalaman sumur (TD)
  4. Temperatur permukaan
Disamping menentukan temperatur formasi dengan metode perhitung ini,kenaikan temperatur atau gradient geothermal juga dapat ditentukan dengan menggunakan kurva linier temperatur formasi diagram koreksi temperatur Horner.
B.2.  Interpretasi Log Gamma Ray
            Dalamtinjauan perhitungan Interpretasi log Gamma ray pada evaluasi formasi ini ditentukan dengan tiga parameter sebagai berikut :
  1. Interpretasi litologi.
  2. Koreksi Gamma ray unyuk Ukuran Lubang sumur dan berat Lumpur.
  3. Perhitungan Vshale.
B.2.1.  Interpretasi Litologi
            Untuk mendapapkan hasil yang akurat, Log Gamma ray harus dikombinasikan dengan data lainnya seperti Log spontaneous dan Log resistivitas. Dalam perekaman data Gamma ray, lapisan batupasir akan ditunjukkan oleh relatif API rendah sedangkan lapisan Serpih akan ditunjukan dengan API tinggi. Oleh  karena Gamma ray selalu lebih besar sengan penunjukan grafik ke kanan, maka grafik kurva yang menunjukan ke kanan ini mengartikan penyerpihan daripada kurva yang ke kiri.
B.2.2   Koreksi Gamma ray untuk lubang bor dan berat lumpur.
            Untuk koreksi Gamma ray untuk lubang bor dan berat Lumpur dapat digunakan dengan melihat analisa awal kepala Log yang digunakan. Data ini kemudian diinterpretasi dengan menggunakan Grafik ’Schlumberger Log Interpretation ’(Sclhumberger, 1991) untuk koreksi Gamma ray terhadap lubang bor dam berat Lumpur.
Faktor koreksi dapat dihitung dengan parameter penentuan t, g/cm2. Parameter ini bertujuan untuk mendapatkan harga faktor koreksi untuk Gamma ray. Perhitungan ini berdasarkan rumusan sebagai berikut :
            T =Wmud         (2.54(d hole) 2.54(d sonde))……………..Sclhumberger, 1991
Setelah itu perameter t, g/cm diplod pada Grafik sclhumberger, 1991 untuk mencari factor koreksi Gamma ray. Dari grafik ini kemudian dapat diketahui factor koreksi pada pembacaan Log Gamma ray. Untuk mendapatkan Gamma ray terkoreksi, dapat menghitung dengan mengalikan factor koreksi dengan Pembacaan Log Gamma ray.
B.2.3.  Perhitungan Vshale
Dalam hal perhitungan Vshale, jenis dan serpih kandungan radioaktifnya harus konstan dalam susunan stratigrafi. Sebelum perhitungan terlebih dahulu mesti dilakukan perhitungan Indeks Gamma ray sebagai berikut :
                            IGR = GRlog – GR min
                                      GRMaks –GRMin               
             
  
.



 


























  

Wednesday, May 12, 2010

Akumulasi minyak dan gas bumi

Teori Akumulasi GUSSOW


Dalam keadaan hidrostatik, akumulasi dapat diterangkan oleh teori Gussow
( 1951 ).
Gumpalan – gumpalan atau tetes – tetes miyak dan gas akan bergerak sepanjang bagian atas lapisan penyalur keatas, terutama disebabkan pelampungan. Begitu sampai diperangkap ( dalam hal ini perangkap struktur ), minyak dan gas bumi akan menambah kolom gas dan mendesak minyak kebawah dan juga bertambah tinggi kolomnya dan gilirannya mendesak air kebawah. Hal ini akan terus terjadi sampai batas minyak – air mencapai spill-point. Penambahan minyak dan gas terus menerus akan menyababkan pelimpahan ( spilling ) minyak keatas ke struktur selanjutnya ( Fasa 2 ) . pada fasa berikutnya berhubung dengan penambahan gas maka seluruh minyak didesak gas kebawah sehingga melimpah sampai habis, dan perangkap diisi sepenuhnya oleh gas.

Teori akumulasi KING HUBBERT


King hubbert ( 1953 ) meninjau prinsip akumulasi inyak bumi dari segi kedudukan energi potensial,erat hubungannya dengan perangkap hidrodinamik. Dalam hal ini Minyak bumi baik dalam bentuk tetes – tetes maupun dalam bentuk fsa yang menerus yang berbeda dalam lingkungan air, akan selalu mencari bagian reservoir yang terisolir dan secara lokal mempunyai potensial terendah.Medan potensial dalam suatu reservoir yang terisi air merupakan resultan dari dua gaya yaitu gaya pelampungn dan gaya yang disebabkan gradien hidrodinamik.
Dalam pengertian ini minyak dan gas bumi akan berakumulasi jika bidang ekipotensial yang tegak lurus terhadap garis gay resultan kedua gaya tadi, menutup seluruhnya dari bawah daerah potensial rendah lokasi yang terisolir, misalnya suatu antiklin, suatu pelengkungan ataupun struktur lainya dimana lapisan reservoir dan lapisan penyekan diatasnya konkav kearah bawah.
Dengan konsepsi diatas ini maka suatu akumulasi dapat terjadi serta hilang atau terusir, dengan terdapatnya suatu gradien hidrodinamik yang pada setiap saat geologi arah serta besarannya ( Vektor ) dapat berubah. Dalam keadaan itu maka paling tidak posisi batas air minyak atau air gas itu miring. Akumulasi minyak dan gasbumi merupakan suatu keseimbangan yang dinamis.

Analisa Log dan korelasi


TEORI RINGKAS

            Log adalah suatu grafik kedalaman dari suatu set data yang menunjukkan paeameter yang diukur secara bekesinambungan di dalam sebuah sumur. Dalam analisa lioligi. Kurva log terdiri dari bebeapa jenis dimana masing-masing mempunyai paameter tediri beserta kegunaanya berupa .
Adapun jenis log yang digunakan dalam analisa litologi yaitu :
a.       Log SP ( Spontaneous potential )
Log sp adalah rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda dipermukaan yang tetap dengan elektroda  yang terdapat dilubang bor yang bergerak naik turun. Skala SP adalah dalam millivolt. Dari kurva log SP ini dapat diinterpretasi  jenis litologi atau suatu lapisan yang permeable dan serpih ( shale ) yang tak permeable. Litologi serpih ditunjukkan oleh kenampakan kurva yang terdefleksi ke kanan, sedangkan litologi permeable ( batupasir ) terdefleksi ke kiri.  SP tidak membaca harga mutlak , tapi mencatat besarnya penyimpangan yang dihitung dari shale base line. SP diukur dalam Milli volt, SP refleksi dari porositas, ssp ( static SP ) adalah harga maksimum dari suatu SP. Bnetuk – bentuk kurva SP adalah sebagai berikut :
Ø  Lapisan permeable mengandung air asin, kurva sp mengalami defleksi negative ( kearah kiri  dari garis shale ).
Ø  Lapisan permeable mengandung hidrokarbon , terjadi defleksi negative
Ø  Lapisan permeable mengandung hidrokarbon, terjadi defleksi positif
Ø  Lapisan shale, kurva sp berbentuk garis lurus.
Factor –faktor yang mempengaruhi kurva sp, sebagai berikut :
Ø  Litologi, terjadi kurva lurus pada shale / clay yang dikenal dengan istilah shale base line  menurut tingkat kekompakan batuan dan defleksi dapat terjadi ( +) atau ( - ) pada lapisan permeable tergantung pada jemis kandungannya.
Ø  Kandungan air asin dan hidrokarbon akan membentuk defleksi negative, air tawar akan terjadi defleksi positif, sedangkan air payau mendekati shale base line.
b.      Log Gamma Ray ( GR )
Prinsip log GR adalah suatu rekaman tingkat radioaktivitas alami yang terjadi karena 3 unsur : uranium ( U ) , Thorium ( Th ) dan Potassium ( K ) yang ada pada batuan . ketiga elemen tersebut umum dijumpai pada mineral – mineral lempung dan beberapa evaporit. Ada 3 hal utama yang dapat diinterpretasi dari log gamma ray, yaitu :
Ø  Kenampakan kurva log yang diakibatkan oleh proses diagenetik
Ø  Lempung – lempung radioaktif  dalam pori batuan, serpih yang banyak mengandung illit ( unsure K tinggi ) lebih bersifat radioaktif daripada mengandung monmorillonit atau klorit
Ø  Batupasir arkose ( K – feldsfar tinggi ) lebih radioaktif  daripada yang tidak mengandung feldsfar.
         Dalam formasi  batuan sediment , gamma ray log umumnya menggambarkan kandungan  shale karena radioaktif cenderung terkumpul di clay / shale. Gamma ray dapat direkam di cased hole dan open hole dan direcord dalam API unit. Kegunaan gamma ray ( GR ) :
Ø  Untuk mendeteksi lapisan shale
Ø  Korelasi ( cassed  hole )
Ø  Kombinasi dengan ccl untuk menentukan posisi perforasi
Ø  Mendeteksi mineral radioaktif  yaitu coal
c.   Log Caliper
         log  caliper adalah log yang menggambarkan kondisi ( diameter ) lubang bor. Pada lapisan permeable terbentuk mud cake sehingga  pada loh caliper  terlihat lubang bor  lebih kecil daripada besar pahat bor , sedangkan pada lapisan shale atau clay yang sering terjadi keruntuhan  akan terlihat diameter lubang bor  lebih besar daripada  ukuran pahat, dengan demikian log ini  dapat berguna untuk mengetahui adanya lapisan permeable.
Ø  Lapisan permeable
Pada lapisan permeable  clean harga Rt bisa tinggi dan rendah tergantung dari jenis kandungan  ( minyak, air asin, atau air tawar ) sehingga harga sw lebih tinggi atau  lebih rendah atau sama dengan harga Rtnya.
Ø  Lapisan shale
Kandungan shale yang ada dalam lapisan permeable menurunkan harga Rt dan Sn
Ø Lapisan kompak
Pada kondisi ini harga sn  dan rt sangat tergantung pada tingkat kekompakan batuan.
d.      Log dipmeter
          Log diameter digunakan untuk mengukur kemiringan struktur dan dalam analisis stratirafi
Adapun jenis log yang digunakan dalam analisa porositas yaitu :
a.       Log Porositas
          Jenis log yang dapat mengidentifikasikan  besarnya tingkat porositas batuan adalah log densitas dan log neutron. Log densitas digunakan untuk mengidentifikasi  beberapa jenis litologi yang mengandung anhidrit, halit, dan batuan karbonat yang tidak porous, kurva yang menunjukkan besarnya densitas batuan yang akan ditembus lubang bor , yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya porositas fungsi lainnya adalah mendeteksi adanya hidrokarbon dan air bersama-sama dengan log neutron. Sedangkan log neutron mengukur konsentrasi hydrogen  ( pada air atau minyak ) dalam batuan. Porositas neutron diperhitungkan berdasarkan minyak atau air yang mengisi ruang pori batuan, udara, atau air terikat dalam mineral – mineral lempung, memberikan nilai anomaly yang rendah.
Adapun jenis log yang digunakan dalam analisa resistivitas  yaitu :
Ø  Log Resistivitas
         Resistivitas adalah mengukur kemampuan batuan  untuk menghalangi aliran gelombang elektrik.   Factor yang mempengaruhi resistivity adalah :
Litologi  :
Ø  Shale mempunyai harga resistivity  ( Rt dan SN ) antara 0,7 – 5 Ohm-m
Ø  Lapisan permeable, harga rt bisa tinggi  atau rendah tergantung kandungan, sehingga Sn lebih kecil , lebih besar atau sama dengan
         Log ini juga digunakan untuk menginterpretasi larutan didalam suatu formasi. Juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya batubara ( tingkat resistensi tinggi ) dan bentonik ( tingkat resistensi rendah ) pada sumur – sumur tua  dimana sedikit jenis log telah berjalan , log resistivitas dapat digunakan untuk menentukan bagian atas  dan bawah suatu formasi , dan dalam korelasi antar beberapa sumur. Batuan – batuan  porous jenuh memiliki tingkat resistivitas yang tinggi, sehingga log ini dapat digunakan dalam pemisahan serpih dari batupasir dan karbonat yang porous.
Ø  Log Acustic / sonic
         Berfungsi untuk menentukan porositas seperti halnya log density dan neutron. Log ini menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirimkan kedalam formasi terhadap pantulan suara  yang diterima kembali ke receiver . waktu yang diperlukan gelombang suara untuk sampai ke receiver disebut interval transit time.
Untuk analisa suatu profil dapat digunakan kurva log, dimana terbagi atas 2, yaitu :
1.      Log untuk penentuan lingkungan pengedapan
2.      Log untuk menentukan litologi yang ada pada urutan batuan.
      Log untuk penentuan lingkungan pengendapan terbagi atas lima bentuk, yaitu ;
à        Bentuk cylindrical yang dipakai untuk lingkungan eolian, gradded fluvial, carbonate shelf, reef, sub marine, canyon fill.
à        Bentuk shapped yang digunakan untuk lingkungan fluvial, point bar, tidal point bar, deep sea channel, dan beberapa pada transgresi shelf sand.
à        Bentuk funnle shapped digunakan untuk lingkungan distribusi mouth bar, klastik strand plain, barrier island, shallow marine sheet sandstone, carbonate shoalling upward sequence, submarine fun laobe.
à        Bentuk symetrical yang digunakan untuk lingkungan sandy offshore bar, transgresive shelf sens, Cu dan Fu unit.
à        Bentuk ireguler yang digunakan untuk lingkungan pengendapan fluviatil floodpailn, carbonate slope/clastik slope, canyon fill.




KOLERASI

            Kolerasi stratigrafi merupakan suatu operasi dimana satu titik dalam suatu penampang stratigrafi disambungkan/dihubungkan dengan titik  yang lain pada penampang-penampang stratigrafi lainnya dengan pengertian  bahwa titik-titik  tersebut terdapat dalam bidang perlapisan yang sama.
            Dalam melakukan kolerasi perlu diperhatikan posisi stratigafi. Beberapa hubungan lateral lapisan dalam pengkolerasian penampang sbb:
* Ketebalan
  Suatu lapisan ata zona lapisan dibatasi oleh dua bidang pelapisan dapat memperlihatkan ketebalan yang berbeda-beda. Hal ini jelas disebabkan perbedaan kecepatan pengendapan dan penurunan dasar cekungan.
* Pembajian lapisan/pinch-out, wadge-out
   Pembajian biasanya berhubungan dengan suatu ketidakselarasan terutama dalam bentuk overlap-onlap.
·   Pengisian saluran atau channel fill
   Dalam hal ini jelas bahwa sedimentasi terbatas  pada suatu cekungan, jadi lapisan menipis dengan jelas secara cepat  secara lateral.
* Truncation
    Dalam hal ini, lapisan di erosi dan menghilang , kemudian ditutupi oleh lapisan-lapisan baru, hal ini terjadi pada suatu ketidakselarasan .
* Perubahan fasies-penyerpihan
Perubahan fasies disebakan oleh perbedaan karakteristik liologi dan fauna/fosil yang dimanifestasikan oleh endapan besamaam yang umum.